Sabtu, 27 Oktober 2012

Tak Serupiahpun dari US$3 Miliar

Transaksi perdagangan pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2012 mencapai US$3 miliar  meski tak serupiahpun Batikku kebagian alias tidak ada yang terjual. Jumlah tersebut dari penjualan barang dan jasa serta kesepakatan pembangunan gedung parlemen di negara-negara Afrika.

"Tercatat 78%  transaksi pada TEI berasal dari produk barang produsen dalam negeri dan 22%  dari sektor jasa. Konsumen pada TEI sudah beralih pada produk manufaktur seperti aircraft dan otomotif," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi pada acara konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/10/2012).
Produk yang paling diminati, menurut Bayu, adalah mobil pemadam kebakaran, kertas dan rumah bambu.
"Produk tersebut sangat laku karena kualitasnya mampu bersaing dengan produk dari luar negeri,
Sedangkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, potensi pasar pada TEI 2012 harus ditindaklanjuti oleh pelaku usaha di Indonesia.
"Dari TEI, produsen yang memiliki potensi pasar ekspor tradisional Indonesia di Eropa, China, Jepang dan Amerika Serikat bisa beralih ke negara-negara lain. Beberapa pengusaha juga telah melakukan beberapa Memorandum of Understanding (MoU) atau kontrak kerja sama dengan para pembeli yang berpotensi membuka pasar baru," ujarnya.

Trade Expo Indonesia diharapkan dapat mendorong meningkatnya jumlah transaksi di sektor jasa, utamanya di sektor ketenagakerjaan. Tercatat nilai transaksi yang diperoleh dari sektor jasa ketenagakerjaan mencapai US$229,7 juta  dengan jumlah tenaga kerja yang diminta mencapai 39.762 tenaga kerja.