Senin, 04 April 2011

Filosofi Warna pada Motif Batik


Warna dalam motif batik banyak mengacu pada warna yang bisa memberikan / menimbulkan informasi berbagai rasa bagi si pemakainya dan yang melihatnya. Warna dasar motif batik klassik Jawa pada awalnya dapat kita temukan sebagai berikut:

Motif semen Romo
Warna coklat. Warna ini dapat membangkitkan rasa kerendahan diri, kesederhanaan dan mem”bumi”, kehangatan, bagi pemakainya. Dalam pemakaiannya warna coklat terutama, sering kita temukan dalam motif-motif semen Dalam motif parang, juga digunakan warna coklat. 

Motif Semen merupakan salah satu motif indah yang sering kali dipenuhi dengan makna dan arti yang dapat kita temukan dalam Falsafah Jawa. Suatu motif yang pada saat ini juga hanya dimiliki oleh pemilik dompet tebal. Hal ini terjadi karena untuk menciptakan motif semen biasanya memerlukan waktu yang cukup lama. Biasanya motif ini dilukiskan dua kali, baik dari luar dan maupun dari dalam. Juga pengisian cecek yang harus dilukiskan satu demi satu. Sehingga pembuatan satu kain panjang bisa memakan waktu  lebih dari 6 bulan.

Motif Laba-Laba
Warna Biru. Rasa ketenangan,  kelembutan, keichlasan dan rasa  kesetiaan biasanya dapat ditunjukkan melalui pemakaian warna ini. Warna biru biasanya dapat kita temukan dalam motif batik klassik dari Yogyakarta. Lihat dalam motif Laba-laba di samping ini. Sebuah motif yang di sebagian kain jariknya dilukiskan bentuk-bentuk Laba-laba. Dalam kain panjang ini didasari dengan warna biru. Di dalamnya diisi dengan motif dedaunan, sejenis bunga.

Warna putih, yang juga muncul dalam motief Yogyakartan, menunjukkan rasa ketidakbersalahan, kesucian, ketentraman hati dan keberanian serta sifat pemaaf si pemakainya.
Motif Sido Asih Bledak (Latar Putih)
Membaca tentang makna warna seperti yang tersebut di atas, sangatlah dapat dimengerti mengapa motif Sido Asih ini dikenakan dalam upacara pernikahan adat. Menilik dari pemakaian warna putih tersirat harapan bahwa calon pengantinnya di kemudian hari akan selalu dilimpahi dengan kasih dan sayang dalam kehidupan berumah tangganya. 


Dari warna-warna yang terdapat dalam motif batik juga terdapat warna yang Kehitam-hitaman. Sesungguhnya warna hitam yang dimaksudkan merupakan suatu warna biru yang sangat tua. Sehingga tampak seperti hitam. Suatu warna yang seringkali memberikan gambaran yang negative.
Tetapi dalam dunia perbatikan orang mengambil segi positif dari yang biasanya bermakna negative. Jadi warna hitam dalam batik melambangkan antara lain  suatu kewibawaan, keberanian, kekuatan, ketenangan, percaya diri dan dominasi.
Dalam motif itu diperlihatkan berbagai jenis binatang, suatu keaneka ragaman dalam kehidupan yang toch pada akhirnya dapat saling bertenggang rasa.
Jadi bila seseorang mengenakan motif batik tertentu itu bukan saja berarti bahwa yang bersangkutan  hanya ingin memperlihatkan betapa indahnya motif batikannya tetapi juga sekaligus ingin dan dapat memperlihatkan fungsi dan kedudukannya dalam masyarakat yang berlaku. Juga melalui motif batik yang dikenakannya akan tersirat harapan dan makna ungkapan perasaannya. Dan dengan mengenakan motif tertentu si pemakai juga ingin menyampaikan pesan, karena motif-motif tersebut tidak terlepas dari pandangan hidup pembuatnya/ pemakainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam Budaya: