Peserta Batik Learning |
Kegiatan yang dinamakan "batik bareng" ini dilakukan wartawan dari berbagai media massa sebagai bentuk ungkapan syukur dan dukungan ditetapkannya batik sebagai warisan budaya Indonesia oleh Organisasi PBB bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO).
Para wartawan tersebut antara lain berasal dari Paguyuban Wartawan Kota Yogyakarta, Pewarta Foto Indonesia (FPI), Forum Wartawan Gadjah Mada (Fortakgama), Politbiro Wartawan DPRD DIY, dan Forum Wartawan Kepatihan.
Dusun Giriloyo yang berlokasi di sekitar kompleks makam raja-raja Mataram di Imogiri menyimpan potensi wisata sebagai sentra kerajinan batik. Usai gempa bumi Mei 2006, para perajin batik Giriloyo menunjukan dedikasi mereka untuk tetap bertahan dari tekanan ekonomi.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bantul, Sri Suryadiwati Idham Samawi dalam sambutannya mengatakan, pihaknya menyambut baik kegiatan ini karena ternyata wartawan antusias merespon pengakuan batik sebagai warisan budaya dunia tak benda dari UNESCO.
Menurut dia, batik adalah salah satu warisan leluhur yang harus di jaga kelestariannya, terutama oleh wartawan yang diharapkan dapat menyebarkan "virus cinta batik" ke seluruh Indonesia sehingga batik tetap lestari.
Ia mengatakan, Yogyakarta sudah selayaknya mengangkat potensi batik tulis khas Yogyakarta. "Batik tulis khas Yogyakarta memiliki karakteristik yang berbeda dengan daerah lain, dan ini perlu dipertahankan," katanya.
Ia mengharapkan media massa melalui pemberitaan dapat mensosialisasikan kawasan Giriloyo sebagai kawasan wisata batik tulis ke tingkat lokal, nasional bahkan internasional. "Melalui kegiatan `batik bareng` ini diharapkan wartawan dapat memberitakan potensi batik Yogyakarta," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam Budaya: