Batik Tulis Giriloyo: Warna Alam
Nama lain: hars, slongka,
colophonium
Colophonium dihasilkan oleh
tanaman pinus (pinus mercusit juhn).
Pohon ini bila disadap akan menghasilkan getah kental, berwarna putih susu.
Pada penyulingan getah pinus akan menghasilkan terpentin dan residunya
merupakan masa padat berwarna kuning muda atau kuning kecoklatan bernama
gondorukem. Tanaman Pinus di Indonesia antara lain terdapat di Balapulang
Pekalongan, di Ngebel Ponorogo, di Takengi, Takeungon Aceh. Ada gondorukem
keluaran amerika, Hongkong, dan lain-lain Negara, tetapi sudah tidak dipakai dalam
pembatikan karena dengan gondorukem Indonesia sudah cukup murah dan baik.
Sifat: titik leleh +/- 650C,
lama cair, lama beku, daya rekat tinggi, tidak berubah sifat fisisnya oleh
perubahan udara, mudah patah, pada panas tinggi tidak mudah mengkarbon, mempermudah
lepasnya lilin waktu dilorod, tidak tahan terhadap larutan alkali, misal
larutan kostik soda dan larutan soda abu.
Mutu gondorukem tergantung pada
penyulingannya. Apabila penyulingan yang dilakukan kurang seksama, terutama
pada pengaturan suhu, akan menghasilkan gondorukem bermutu rendah. Penyulingan
uap akan menghasilkan gondorukem yang lebih baik, sedangkan penyulingan dengan
suhu yang tinggi dan api langsung akan menyebabkan hasil gondorukem berwarna
tua dan lengket (kurang rapuh).
Kemungkinan yang dapat terjadi
pada pemanasan gondorukem diatas 1600C adalah:
- Gondorukem lama kelamaan akan berubah menjadi warna coklat tua, sangat lengket dan dalam pendinginan kembali tidak dapat diperoleh bahan yang padat lagi tetapi tetap sebagai bahan yang lembek dan lengket.
- Terjadi dehidrasi= (kehilangan molekul air), hal ini dapat merubah susunan kimianya, missal dapat terjadi polimerisasi.
- Kehilangan CO dan CO2.
- Hangus atau karbonisasi
- Terurai atau dekomposisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam Budaya: