Jumat, 13 September 2013

Ornamen Isen-Isen

Gambar Motif dalam Sebuah Pola Batik
1.   Ornamen Pokok (Yaitu bagian pola yang akan dijadikan pola utama) 
2. Ornamen Isian /isen-isen (Yaitu Pelengkap gambar ornamen pokok. Biasanya berisi garis-garis dan titik-titik Isian (isen) yang berbentuk garis-garis disebut dengan sawut. Isian (isen) yang berbentuk titik-titik disebut dengan cecek. Sehingga isen yang terdiri dari titik dan garis disebut dengan sawut cecek)
Selain dari dua bentuk di atas, juga ada jenis isian batik yang lain diantaranya : a. sisik (b)  sisik melik (c) herangan d. gringsing (e). sirapan f. cacah gori 

 3. Ornamen Pengisi Bidang : Yaitu pola-pola batik yang berfungsi mengisi bidang kain diluar ornamen pokok. Ornamen pengisi ini bisa berbentuk motif tumbuhan, binatang, ceplokan, atau motif geometris lainnya. Jadi di dalam membuat gambar pola batik yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :  Membuat gambar ornamen pokok terlebih dahulu.>>Gambar ornamen pokok yang sudah jadi diberi isen-isen pada setiap bagiannya. >>Bidang-bidang kain yang diluar motif pokok atau disekeliling yang masih kosong dilengkapi dengan ornamen pengisi sesuai keinginan kita.

Kamis, 12 September 2013

Upaya Pelestarian Batik Tulis

Batik Indonesia sangat dikagumi oleh masyarakat Indonesia, juga masyarakat luar negari. Mereka mengatahui bagaimana rumitnya membuat batik, bagaimana banyaknya motif batik yang indah dan mempunyai ciri khas Indonesia. Indahnya dan hidupnya motif batik akan lebih terlihat setelah dipadukan dengan bagusnya membatik dengan kombinaasi pewarnaan, dan kualitas kain batik putih. Banyak orang luar negeri yang belajar membatik di Jawa karena mengagumi seni batik dan benar-benar mempelajarinya.

    Pada jaman globalisasi dampak budaya yang masuk Indonesia akan mendesak budaya asli. Dunia teknologi informasi dengan jaringan internetnya akan membuat semua informasi lebih canggih dan lebih cepat. Pengaruhnya adalah ilmu pengetahuan akan mengambil tempat untuk disebarkan secara luas, terutama di kota-kota besar. Perkembangan teknologi informasi dan kehidupan manusia yang semakin global, jika tidak dapat diaambil yang positif, sulit dapat dipadukan dengan perkembangan kebudayaan desa di Indonesia. Biarlah teknologi informasi itu berkembang di kota besar. Teknologi dan informasi yang positif, oleh para pecinta batik dapat dimanfaatkan untuk perkembangan budaya khusus batik di desa-desa dalam hal pemasaran misalnya.

Rabu, 11 September 2013

Mesin Pewarna Batik [Feeder]

Mesin Pewarna Feeder
Prosespewarnaan batik lazimnya dilakukan secara manual. Untuk  keperluan pewarnaan kain dengan panjang yang melebihi panjang (2.5 m) dirasa kurang efektif dan memakan terlalu banyak zat warna. Untuk mengurangi resiko ketidakrataan dalam pewarnaan serta agar efisien baik secara ekonomi maupun tenaga biasanya dilakukan dengan mesin, yang disebut sebagai feeder.
Mesin ini dioperasikan dengan dynamo dan dioperasikan oleh 2 orang atau lebih. Ujung setiap kain diikat dengan tali, dan masing-masing perajin akan berdiri di sisi mesin yang berseberangan. Perajin yang berada di sisi dalam mesin bertugas memastikan kain batik yang akan diwarnai masuk lurus ke dalam mesin, lalu melewati bak pewarna, sebelum keluar. Sedangkan perajin yang berada di sisi luar mesin menarik tali yang terikat agar kain yang telah diwarnai tidak tertahan di dalam mesin. 
Pewanaan dengan menggunakan mesin ini lazimnya memakai Zat Pewarna Remasol yang telah dicampur dengan pengunci waterglass, sehingga pewarnaan dengan sistim ini tidak perlu melakukan penguncian tersendiri.
Jika tidak mempunyai mesin serupa maka pengrajin tidak perlu berkecil hati, apa lagi gusar, masih ada cara yang lebih simpel dalam penggunaan zat warna remasol seperti dapat dilihat pada artikel proses warna dengan teknik Usap.