Teknik pembuatan batik pada awalnya adalah batik tulis dan alat yang digunakan pertama kali adalah canting tulis dari bambu yang kemudian berkembang/diketemukannya canting tulis dari tembaga. Tahapan proses sebagai berikut:
1)Ngelowong Yaitu menggambari kain dengan lilin, baik menggunakan canthing tangan atau cap (stempel), sifat lilin yang digunakan dalam proses ini harus cukup kuat dan renyah supaya lilin mudah dilepaskan dengan cara dikerok, karena bekas gambar dari lilin ini nantinya akan diberi warna coklat (soga).
2)Nembok Proses ini hampir sama dengan ngelowong tetapi lilin yang digunakan lebih kuat karena lilin ini dimaksudkan untuk menahan warna biru (indigo) dan coklat (soga) agar tidak menembus kain. Bedanya dengan ngelowong adalah nembok untuk menahan warna, sedangkan ngelowong untuk menggambar dan menjadi tempat warna coklat setelah dikerok.
3) Wedelan / Celupan.Tahap ini untuk memberi warna biru dengan menggunakan indigo yang disesuaikan dengan tingkat warna yang dikehendaki. Pada waktu dahulu dengan menggunakan indigo alami dan proses ini berlangsung lebih dari satu minggu untuk warna biru yang lebih tua. Kemudian setelah ada indigo pasta/puder warna biru dapat diperoleh hanya dalam waktu 1-2 hari. Setelah tahun 1965, sedikit sekali orang memakai indigo. Untuk memperoleh warna biru biasanya menggunakan warna kimia yang lebih cepat seperti naphtol, dengan warna naphtol dapat mempercepat proses hanya beberapa menit.
4) Ngerok :Yaitu menghilangkan lilin klowongan untuk tempat warna coklat, pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan potongan kaleng dengan lebar 3 cm,panjang 30 cm yang ditajamkan sebelah lalu dilipat menjadi dua, alat ini disebut cawuk.
Membatik |
5) MbironiKain setelah dikerok pada bagian-bagian yang diinginkan tetap berwarna biru dan putih (cecek/titik-titik), perlu ditutup dengan lilin menggunakan canthing tulis/biron. Hal ini dimaksudkan agar bagian tersebut tidak kemasukan soga apabila disoga.
6) NyogaKain yang telah dibironi lalu diberi warna coklat (disoga) dengan ekstrak pewarna yang terbuat dari kulit kayu, soga, tingi, tegeran, dan lain lain (zat warna alam). Kain tersebut dicelup dalam bak pewarna hingga basah seluruhnya kemudian ditiris hingga kering. Proses ini diulang –ulang hingga sampai mendapatkan warna coklat yang diinginkan. Untuk warna tua sekali proses ini dapat memakan waktu 2 minggu. Jika mnenggunakan pewarna kimia (zat warna sintetis) proses ini dapat selesai dalam waktu satu hari.
7) Mbabar / Ngebyok / NglorodTahap ini untuk membersihkan seluruh lilin yang masih ada di kain dengan cara dimasak dalam air mendidih dengan ditambah air tapioca encer atau TRO agar lilin tidak melekat kembali ke kain
Untuk proses pewarnaan batiknya tergantung jenis zat warnanya masing-masing jenis zat warna memiliki karakteristik proses tersendiri seperti naphtol, bejana (indantrren/indigo), remazol, direk ataupun zat warna alam memiliki urutan proses dan obat bantu yang berbeda. Untuk bisa proses pewarnaan anda bisa baca buku tentang pencelupan tekstil ato batik. Ato datang ke kami untuk mengikuti workshop
yang rencananya akan kami selenggrakan.
Urutan proses diatas adalah urutan umum dan teknik tradisional boleh dijadikan pakem ataupun bisa berkreasi sendiri. Prinsip batik adalah rintang celup jadi untuk bikin motif asal kita bisa berkreasi dengan teknik rintang celup dan lilin untuk menjadikan motif batik sah-sah aja bagaimanapun prosesnya. Untuk ngerok alatnya disebut cawuk dapat dilakukan pada kondisi basah ataupun kering yang terpenting hati-hati jangan sampai merusak kain. Batik kontemporer proses mbironi pun sekarang tidak lagi harus dengan warna biru dan nyoga tidak harus dengan warna coklat seperti batik-batik klasik yang penuh dengan filosofi pada motifnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam Budaya: