Teknologi Batik dapat dilihat dari:
1. Bahan kain putih [mori, sutera, wool]
2. Lilin/malam
3. Bahan pewarna
4. Bahan pembantu pewarnaan
5. Proses pembuatan batik
- Simbolisme pada batik ditampilkan oleh warna-warna yang diterapkan pada motif-motifnya. Seperti halnya dengan ornamen pada batik tradisional penyusunan warna-warnanya mempunyai arti filosofis yang selalu dikaitkan dengan faham kesaktian.Warna batik tradisional adalah biru/hitam, merah coklat/soga dan putih. Warna biru/hitam melambangkan keabadian, warna putih melambangkan hidup atau sinar kehidupan dan warna merah/soga memberikan arti kebahagiaan.
- Bahan Pewarna Alam
- Di Yogyakarta khususnya, warna batik tradisional adalah biru/hitam, soga coklat dan putih dari pewarna alam :
- Biru/Hitam diambil dari daun tanaman indigofera yang disebut juga nila atau tom yang difermentasi
Cara Pencelupan/Pewarnaannya :
- 500 gram pasta indigo dilarutkan dalam 5 liter air
- Ditambahkan 100gr kapur dan 100gr gula aren yang telah dilarutkan, diaduk lalu didiamkan, larutan sudah bisa digunakan.
- Kain direndam dalam larutan selama +/- 15 menit, diangkat, ditiriskan, mula-mula kain berwarna kuning, hijau kemudian setelah teroksidasi berwarna biru
- Pencelupan dilakukan berulang sampai diperoleh warna yang dikehendaki
Soga/Coklat
Warna ini diambil dari campuran kulit pohon tinggi arah warna merah, kulit pohon jambal arah warna merah coklat dan kayu tegeran arah warna kuning.
Untuk membuat soga terantung campuran ketiga bahan tersebut. Contohnya bisa diambil campuran kulit kayu tinggi 5Kg, kulit kayu jambal 10Kg dan kulit tegeran 3Kg.
Bahan-bahan itu dipotong kecil-kecil, dicuci dan direbus kemudian disaring diambl ekstraknya. Ekstrak atau air soga ini setelah dingin siap dipakai untuk menyoga kain.
Cara Pencelupan.
Bahan kain dimasukkan kedalam larutan soge sekitar 15 menit lalu ditiriskan, pencelupan dilakukan beberapa kali sampai tercapai warna yang dikehendaki.
Fiksasi zat warna alam soga.
Dengan larutan kapur, untuk 50 gram kapur tohor [CaCo3] dilarutkan dalam air 1 liter, didiamkan dan setelah mengendap larutan dipisahkan. Kain setelah celupan terakhir dimasukan kedalam larutan kapur selama 20 menit kemudian ditiriskan. Setelah kering lalu dicuci bersih.
Warna ini diambil dari campuran kulit pohon tinggi arah warna merah, kulit pohon jambal arah warna merah coklat dan kayu tegeran arah warna kuning.
Untuk membuat soga terantung campuran ketiga bahan tersebut. Contohnya bisa diambil campuran kulit kayu tinggi 5Kg, kulit kayu jambal 10Kg dan kulit tegeran 3Kg.
Bahan-bahan itu dipotong kecil-kecil, dicuci dan direbus kemudian disaring diambl ekstraknya. Ekstrak atau air soga ini setelah dingin siap dipakai untuk menyoga kain.
Cara Pencelupan.
Bahan kain dimasukkan kedalam larutan soge sekitar 15 menit lalu ditiriskan, pencelupan dilakukan beberapa kali sampai tercapai warna yang dikehendaki.
Fiksasi zat warna alam soga.
Dengan larutan kapur, untuk 50 gram kapur tohor [CaCo3] dilarutkan dalam air 1 liter, didiamkan dan setelah mengendap larutan dipisahkan. Kain setelah celupan terakhir dimasukan kedalam larutan kapur selama 20 menit kemudian ditiriskan. Setelah kering lalu dicuci bersih.
Hasil Ekstraksi Daun Mangga dengan fiksasi Tawas dan Tunjung |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam Budaya: